Pada tanggal 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Ide pembentukan kesatuan komando ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Saat itu A.E. Kawilarang bersama Letkol Slamet Riyadi (Brigjen Anumerta) merasa kesulitan menghadapi pasukan komando RMS. A.E. Kawilarang bercita-cita untuk mendirikan pasukan komando yang dapat bergerak tangkas dan cepat.
Komandan pertama saat itu adalah Idjon Djanbi. Idjon Djanbi adalah mantan kapten KNIL Belanda kelahiran Kanada, yang memiliki nama asli Kapten Rokus Bernardus Visser. Pada tanggal 9 Februari 1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan langsung berada di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
lalu sipa Muhammad Idjon Djanbi
Muhammad Idjon Djanbi lahir di Kanada sekitar tahun 1915 dengan nama Rokus Bernardus Visser, Lahir sebagai putra petani tulip, setelah lulus kuliah membat orangtuanya jualan lampu di London. Visser mendaftarkan pada dinas Ketentaraan Belanda yang mengungsi ke Britania dan membentuk kekuatan baru Inggris. Visser mendaftarkan pada dinas Ketentaraan Belanda yang mengungsi ke Britania dan membentuk kekuatan baru disana. Setelah itu dia ditugaskan menjadi sopir Ratu Wilhemena. Setelah setahun di post tersebut dia mengundurkan diri dan mendaftarkan diri di sebagai operator radio (Radioman) di pasukan Belanda ke 2 (2nd Dutch Troop). Bersama dengan pasukan sekutu, Visser merasakan operasi tempurnya yang pertama, yaitu Operasi Market Garden pada bulan September 1944, saat itu pasukan Belanda ke 2 bagian dimana Visser berada, dimasukan dalam Divisi Lintas Udara 82 Amerika Serikat. Diterjunkan melalui pesawat layang Visser dan teman-teman Amerikanya mendarat di bagian dengan konsentrasi pasukan Jerman tinggi. Dua bulan kemudian saat dikumpulkan kembali, Visser digabungkan dengan pasukan Sekutu yang lain dan melakukan operasi pendaratan amphibi di Walcheren, sebuah kawasan pantai di Belanda bagian selatan.
Karena dianggap berprestasi maka dia disekolahkan di Sekolah Perwira sebelum di kirim ke Asia. Selanjutnya Viser dikirmkan ke Sekolah Pasukan Para di India dan dimaksudkan bergabung dengan pasukan untuk memukul kekuatan Jepang di Indonesia. Kekalahan pasukan Jepang pada 1945 mengakhiri perang dunia ke 2 dan Jepang mundur dari Indonesia sebelum pasukan Visser sempat dikirimkan ke Indonesia. Mundurnya Jepang dari Indonesia membuka peluang kepada Belanda untuk kembali menguasai Indonesia. Karena keadaan di Belanda sedang kacau dan mereka tidak mampu mengirimkan pasukan dari Eropa ke Indonesia, maka mereka berusaha membentuk kesatuan unit khusus di India dengan mendirikan School voor Opleiding van Parachutisten (sekolah pasukan terjun payung) dan pasukan ini dikirim ke Jakarta pada 1946. dibawah pimpinan Letnan Visser, sekolah ini kemudian di pindah ke Jayapura (Hollandia) di Irian Jaya yang waktu itu dinamakan Dutch West Guinea oleh Belanda , menempati sebuah bangunan rumah sakit Amerika yang telah ditinggalkan oleh pasukan Douglas Mc Arthur.
Dengan segala kondisi yang ada Visser ternyata menyukai hidup di Asia, ia meminta istrinya (wanita Inggris yang dinikahinya semasa perang dunia 2) dan keempat anaknya untuk ikut dengannya ke Indonesia. Ketika istrinya menolak, Visser memilih untuk bercerai. Saat kembali ke Indonesia pada 1947, Sekolah pimpinannya sudah dipindah ke Cimahi, Bandung dan Viser dipromosikan naik pangkat menjadi Kapten. Selama tahun 1947 sampai akhir 1949 , Sekolah pimpinan Kapten Visser terus melahirkan tentara terjun payung sampai saat dimana Belanda harus menyerahkan kekuasaaanya kepada Republik Indonesia.
Karena sudah merasa nyaman dengan gaya hidup Asia, maka Kapten Visser memutuskan untuk tinggal di Indonesia sebagai warga sipil. Keputusan ini sangat berisiko, karena walaupun dia bukan termasuk pasukan baret hijau belanda yang dikenal sangat kejam (Visser sendiri berbaret merah), tapi tidak ada yang bisa meramalkan bagaimana keamanan seorang mantan perwira penjajah di negara jajahanya yang baru saja merdeka. Akhirnya dia menetapkan keputusannya untuk tinggal di Indonesia, pindah ke Bandung , bertani bunga di Pacet, Lembang, memeluk agama islam, menikahi kekasihnya yang orang Sunda dan mengubah namanya menjadi Mochammad Idjon djanbi.
Membentuk pasukan khusus Indonesia
Idjon Djanbi berdiri di sisi kiri, yang paling kanan, ayahanda Ibu Ani Yudhoyono, Almarhum LetJen Sarwo Edhie Wibowo.
Pengalaman Idjon Djanbi sebagai anggota pasukan komando pada Perang Dunia II telah menarik perhatian Kolonel A.E. Kawilarang untuk membantu merintis pasukan komando. Idjon Djanbi kemudian aktif di TNI dengan pangkat Mayor. Idjon segera melatih kader perwira dan bintara untuk menyusun pasukan.
Kemudian pada tanggal 16 April 1952 dibentuklah pasukan istimewa tadi dengan nama Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/Siliwangi (Kesko TT. III/Siliwangi) dengan Mayor Infanteri Mochammad Idjon Djanbi sebagai komandannya.
Karena satuan Komando ini perlu didukung dengan fasilitas dan sarana yang lebih memadai dan operasional satuan ini diperlukan dalam lingkup yang lebih luas oleh Angkatan Darat, maka Kesko TT. III/Siliwangi beralih kedudukan langsung dibawah komando KSAD bukan dibawah Teritorium lagi dan pada bulan Januari tahun 1953 berganti nama menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD). Pada tanggal 29 September 1953 KSAD mengeluarkan Surat Keputusan tentang pengesahan pemakaian baret sebagai tutup kepala prajurit yang lulus pelatihan Komando.
Latihan lanjutan Komando dengan materi Pendaratan Laut (Latihan Selundup) baru bisa dilakukan pada tahun 1954 di Pantai Cilacap Jawa Tengah.
Pada tanggal 25 Juli 1955 KKAD berubah namanya menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD). Yang menjadi komandan adalah Mayor Mochammad Idjon Djanbi.
Untuk meningkatkan kemampuan prajuritnya, tahun 1956 RPKAD menyelenggarakan pelatihan penerjunan yang pertama kalinya di Bandung. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, maka Mayor Infanteri Mochammad Idjon Djanbi menginginkan agar prajurit RPKAD memiliki kemampuan sebagai peterjun sehingga dapat digerakkan ke medan operasi dengan menggunakan pesawat terbang dan diterjunkan di sana. Lulusan pelatihan ini meraih kualifikasi sebagai peterjun militer dan berhak menyandang Wing Para.
Berhenti dari pasukan khusus
Pada tanggal 25 Juli 1955, Wapres Moh. Hatta meresmikan peningkatan KKAD menjadi RPKAD dan dikepalai tetap oleh Mayor Mochamad Idjon Djanbi dengan Kastaf Mayor Djaelani yang juga merangkap sebagai Komandan SPKAD (sekolah Pasukan Komando Angkatan Darat) dibantu oleh Letnan LB Moerdani sebagai wakilnya.
Di bawah pimpinan Mayor Djaelani dan wakilnya LB Moerdani, pendidikan komando mulai memperlihatkan hasil yng cukup memadai walaupun banyak kekurangan tenaga pengajar maupun dana, dan hal tersebut melipatgandakan keefektifan tempur pasukan.
Pimpinan MABESAD melihat celah untuk mengambil alih kepemimpinan di RPKAD ke orang asli pribumi tetapi hal tersebut tercium oleh mayor Djanbi, dan setelah Djanbi ditawarkan jabatan baru yang jauh dari pelatihan komando, Mayor Djanbi marah dan meminta pensiun.
Kebetulan pada saat itu di tahun 1956, Indonesia sedang aktif menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik asing dan Moh Idjon Djanbi yg sudah menjadi WNI diberi jabatan mengepalai perkebunan milik asing yg dinasionalisasi.
Tetapi ia tetap tidak pensiun sebagai anggota RPKAD (di"karyakan"), pada 1969 pada saat ulang tahun RPKAD Mayor Moh. Idjon Djanbi diberi kenaikan pangkat menjadi Letnan Kolonel.
Daftar Komandan Kopassus
Mayor Moch. Idjon Djanbi (1952 - 1956)
Mayor R. E. Djailani 1956 (1956)
Mayor Kaharuddin Nasution (1956 - 1958)
Mayor Mung Parahadimulyo (1958 - 1964)
Kolonel Sarwo Edhie Wibowo (1964 1967
Brigjen Widjoyo Suyono (1967 - 1970)
Brigjen Witarmin (1970 - 1975)
Brigjen Yogie Suardi Memet (Mei 1975 April 1983)
Brigjen Wismoyo Arismunandar (April 1983 Mei 1985 )
Brigjen Sintong Panjaitan (Mei 1985 Agustus 1987 )
Brigjen Kuntara (Agustus 1987 Juli 1992 )
Brigjen Tarub (Juli 1992 Juli 1993 )
Brigjen Agum Gumelar (Juli 1993 September 1994 )
Brigjen Subagyo H. S. (September 1994 Desember 1995)
Mayjen Prabowo Subianto (Desember 1995 Maret 1998 )
Mayjen Muchdi (Maret 1998 - Mei 1998)
Mayjen Syahrir MS (1998 - 2000)
Mayjen Amirul Isnaini (1 Juni 2000 2002)
Mayjen Sriyanto (2002 15 Februari 2005 )
Mayjen Syaiful Rizal (15 Februari 2005 1 September 2006 )
Mayjen Rasyid Qurnuen Aquary (1 September 2006 12 September 2007 )
Mayjen Soenarko (12 September 2007 1 Juli 2008 )
Mayjen Pramono Edhie Wibowo (1 Juli 2008 4 Desember 2009 )
Brigjen Lodewijk Freidrich Paulus (4 Desember 2009 Sekarang )
Dibawah ini beberapa photo Kopassus, hasil pencarian google.
salut dengan satuan kopasus
tp inget yah harus benar benar menjaga NKRI
hehehehehehhe
salut dengan satuan kopasus
tp inget yah harus benar benar menjaga NKRI
hehehehehehhe
Salam agan. Artikel ttg kopasus keren bgt, TOP. tx atas infonya.
KOPASUS mmg keren. Semangat terus n jayalah dalam membela negara indonesia.
Btw, aku dh jadi follower di blog agan. Kunjungan balik ke tempat ane. Ane tunggu ya. Sukses selamanya.
Kopassus memang keren
Terbaik ketiga di dunia setelah SAS dan Mossad
Semoga tetap jaya
Thanks Gan
jaya terus KOPASUS,jagalah kedaulatan INDONESIA.
jaya terus KOPASUS,jagalah kedaulatan INDONESIA.
Sukses terus untuk KOPASUS Indonesia .
Tetap semangat untuk Kopassus Indonesia
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Really awesome post, I like to read your post very much. Thanks a lot for sharing with us. I'll visit your blog again.
Online market places recommend sellers who use high-quality products photos with image manipulation service... Clipping Expert Asia is the best photo editing company that provides image manipulation services.....
image manipulation service